Jangka Waktu Fumigasi Yang Ideal Untuk Industri Farmasi

Industri farmasi adalah industri yang sangat rentan dengan kontaminasi mikroba yang bisa menimbulkan reaksi dengan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan obat. Oleh karena itu pada panduan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) dicantumkan bab khusus mengenai hygiene dan sanitasi yang berkaitan dengan prosedur kebersihan produksi, personalia, karyawan, dan juga ruangan-ruangan yang digunakan untuk produksi atau tempat penyimpanan hasil industri. Cara modern yang dilakukan untuk menjaga agar jumlah mikroba tidak berkembang banyak adalah dengan melakukan fogging atau fumigasi. Dry fog adalah teknik fumigasi yang saat ini banyak digunakan karena dinilai lebih efektif dan lebih cepat dalam menekan jumlah mikroba yang ada pada suatu area atau benda.

Jangka waktu fumigasi untuk industri farmasi

Fumigasi yang dilakukan untuk sterilisasi ruangan sebaiknya dilakukan secara berkala. Untuk industri farmasi disarankan untuk melakukan fumigasi atau dry fogging setiap selesai periode produksi misalnya setiap satu bulan sekali atau satu tahun sekali. Atau bisa juga dengan menempatkan indikator-indikator tertentu yang bisa menunjukkan jumlah mikroba atau hama yang ada pada sebuah ruangan kemudian fumigasi bisa dilakukan setelah mikroba mencapai jumlah tertentu. Melakukan fumigasi secara berkala dan rutin mencegah mikroba untuk berkembang biak di ruang lingkup yang lebih luas kemudian mengkontaminasi bahan, material, atau peralatan yang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Fumigasi dengan teknik dry fog adalah dengan memasukkan bahan kimia atau disinfektan ke dalam alat fogging yang kemudian akan dipecah menjadi partikel-partikel berukuran super kecil sehingga menjadi gas dan semprotannya tidak membasahi permukaan. Setelah dilakukan fogging sebaiknya diamkan dan tutup ruangan selama 45 hingga 60 menit agar partikel-partikel gas yang melayang di udara bisa settle di seluruh permukaan dan masuk ke area-area yang sulit dijangkau. BasKuma Pro adalah alat dry fogging yang sudah sesuai standar USP ataupun CPOB dan menghasilkan fogging dengan ukuran partikel tidak lebih dari 7.5 mikron menjadikan metode dry fogging lebih efektif dan ampuh mengontrol jumlah mikroba pada industri farmasi.

Kelebihan dry fogging untuk fumigasi

Metode dry fogging yang digunakan untuk fumigasi pada industri farmasi maupun industri lainnya lebih efektif dalam menekan jumlah mikroba yang ada pada suatu area. Partike- partikelnya yang berukuran lebih kecil dibandingkan semprotan cairan bisa menjangkau daerah-daerah yang lebih sulit dicapai dan bisa lebih menghemat cairan disinfektan yang dipakai. Cairan yang diubah menjadi gas juga tidak akan membasahi permukaan bahan- bahan atau peralatan yang berada di ruangan tersebut, yang meskipun ditutup menggunakan plastik masih bisa terjadi kemungkinan kontaminasi. Dry fogging juga lebih mudah menyebar ke area yang lebih luas dibandingkan dengan liquid karena partikel benda cair yang lebih berat sehingga lebih cepat  tertarik gravitasi.

Agar ketika proses dry fogging tidak terjadi kontaminasi dari bahan kimia yang digunakan, singkirkan semua bahan material yang mudah terkontaminasi dari ruangan yang akan disteril atau ditutup dengan menggunakan plastik polyethylene. Personil yang melakukan fogging juga harus dilengkapi dengan standar safety outfit seperti safety suit dan juga goggles agar gas disinfektan tidak masuk ke mata dan menyebabkan iritasi. Selama melakukan dry fogging, semua lubang ventilasi, lubang udara, dan juga AC dimatikan agar gas bisa bekerja dengan baik tanpa ada gangguan dari udara luar. Jumlah mikroba yang mati bisa dilihat dari indikator biologi yang dipasang di ruangan. Apabila jumlah mikroba yang sudah mati cukup namun ruangan masih dipenuhi dengan gas atau asap, bisa dinyalakan kembali HVAC atau AC-nya untuk menyedot sisa gas dan menggantinya dengan udara yang baru.